tamacha

tamacha

Senin, 28 Februari 2011

tentang jamur beracun

1   Lepiot (Lepiota)

  • Lepiota yang baru tumbuh


Lepiota


Morsel (Morchella)

  • Morchella


3.   Poliot (Pholiota)

  • Poliot (Pholiota)




4.   Phallus

  • Phallus



5.  Champignon, jamur kompos (Psalliota)

  • Champignon, jamur kompos (Psalliota )





Russula

  • Russula





7.  Jamur papan (Polyporus)
  • Jamur papan (Polyporus)


Tanda-tanda umum jamur beracun :



  • Pada umumnya mempunyai warna yang menyolok,seperti : merah darah, hitam legam, biru tua ataupun warna-warna lainnya.

  • Menghasilkan bau yang menusuk hidung, seperti bau telur busuk (H2S) ataupun bau amoniak.

  • Mempunyai cincin atau cawan, akan tetapi ada juga jamur yang mempunyai cincin tetapi tidak beracun seperti jamur merang dan jamur kompos (mushroom).

  • Umumya tumbuh pada tempat-tempat yang kotor seperti tempat pembuangan sampah dan kotoran hewan.

  • Apabila jamur beracun tersebut dikerat dengan pisau yang terbuat dari perak maka pisau tersebut akan berwarna hitam atau biru.

  • Apabila dimasak cepat sekali berubah warna, dari warna putih menjadi warna gelap. Senyawa beracun yang dihasilkan oleh jamur yaitu : Kholin, Muskarin, Falin, Atropin jamur dan Asam helvelar.


Keracunan karena Jamur :


Keracunan yang diakibatkan makan jamur, yang mengandung racun muskarin mempunyai gejala-gejala :

  • Setelah 5-10 menit si penderita akan mengeluarkan air mata, peluh atau ludah.

  • Penyempitan pupil mata, sesak nafas, buang air, pusing,

  • Lemah, kollaps, koma, diikuti kejang-kejang, apabila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian.


Keracunan akibat racun yang lain, mempunyai gejala-gejala :


  • Setelah 4-6 jam si penderita akan menjadi haus.

  • Sakit perut, muntah-muntah dan berak encer, shock, apabila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian.

Semoga bermanfaat...

cara membudidayakan jamur tiram

Jamur Tiram dan Cara membudidayakan nya


Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) atau jamur tiram putih adalah jamur pangan dengan tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem.

Tubuh buah memiliki batang yang berada di pinggir (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus), sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii atau King Oyster Mushroom.

Tubuh buah mempunyai tudung yang berubah dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih dengan permukaan yang hampir licin dengan diameter 5-20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm. Miselium berwarna putih dan bisa tumbuh dengan cepat.

Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang.

Pembudidayaan jamur tiram biasanya dilakukan dengan media tanam serbuk gergaji. Selain campuran pada berbagai jenis masakan, jamur tiram merupakan bahan baku obat statin. Jamur tiram diketahui membunuh dan mencerna nematoda yang kemungkinan besar dilakukan untuk memperoleh nitrogen.

Berikut ini cara membudidayakan jamur tiram yang amat sederhana:
    1. Serbuk kayu gergaji dan kapur dolomit atau kapur bangunan diaduk rata. Tambahkan air secukupnya. Selama sehari semalam, campuran serbuk kayu gergaji dan kapur dikompos.
    2. Selanjutnya, tambahkan dedak dan gypsum, lalu diaduk rata dan ditambah air lagi secukupnya. Masukkan adukan itu dalam kantong plastik yang telah disediakan, dengan kepadatan tertentu.
    3. Setelah itu, masukkan cincin dari bambu dengan diameter 4 sentimeter pada bagian atas adonan, lalu plastik diikat.
    4. Polibag yang telah berisi adonan itu disusun dalam drum, lalu dikukus selama 8 jam. Selanjutnya, didinginkan sehari semalam. Bila sudah dingin, masukkan bibit jamur di ruang inokulasi secara serasi, dengan cara membuat lubang sedalam 6 sentimeter pada adonan itu.
    5. Perhatikan pula suhu ruangan, harus 28-30 derajat celsius, dengan kelembaban 92-96 persen. Setelah 15 hari di ruang inkubasi, pindahkan media jamur ke ruang budidaya. Tunggu 30-40 hari agar meselium jamur tumbuh putih merata.
    6. Lalu buka penutup media, dan jamur bisa dipanen 3-4 hari kemudian. Tanpa menebar benih kembali, pemanenan jamur pada media yang sama bisa dilakukan hingga lima kali.
    7. Setelah cukup besar, jamur segar tinggal dijual ke pasar.